2015 - Sufi Indha Akbari

 
 
Berasal dari Kalimantan Selatan dan baru saja menjadi alumni dari IACS pada tahun 2015. Dilahirkan pada tanggal 28 November 1991. Lulus pendidikan S1 di Universitas Lambung Mangkurat Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Banjarmasin. Semenjak di bangku sekolah seringkali aktif di kegiatan OSIS, ekstrakurikuler PASKIBRA dan lingkungan sosial, didaulat sebagai wakil ketua yang mengurus perayaan hari ulang tahun sekolah selama 3 bulan di SMA Negeri 1 Banjarmasin.
Di masa perkuliahan terlibat dalam ESA (English Student Association), menjadi organisator dalam bidang Teknologi dan Komunikasi. Pada tahun 2012 sempat bergabung dengan sanggar tari PERPEKINDO (Perintis Peradaban Kebudayaan Indonesia) dan mendalami seni tari karena merupakan bagian dari kesadaran diri sendiri untuk pelestarian kebudayaan Banjar.
Di tahun itu pula mengikuti seleksi PPAN (Pertukaran Pemuda Antar Negara) dan lolos seleksi mendapatkan kepercayaan untuk mewakili Kalimantan Selatan di Pertukaran Pemuda Indonesia-Kanada. Program ini adalah hasil kerjasama Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia dan Canada World Youth. Program ini berjalan 2 fase di rural area yaitu: 3 bulan di Charlottetown, Prince Edward Island, Kanada dan 3 bulan selanjutnya di Cikandang, Jawa Barat Indonesia. Selain memahami mengenai cross cultural understanding, pengalaman magang dan volunteering, pertukaran seni budaya, performance show, program ini juga lebih tajam pada community development. Setelah berhasil fundraising sebanyak $3.333, dana tersebut digunakan untuk pengembangan keripik kentang berbasis industri rumah tangga di Cikandang, Jawa Barat.
Selanjutnya, tidak berhenti disana dan masih haus akan pembelajaran serta pengalaman, program selanjutnya yang diikuti adalah IACS. Berita didapatkan dari website Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Another life changing program bersama 11 partisipan lainnya (Fiji, Filipina, Jerman, Korea Selatan, Papua Nugini, Polandia, Selandia Baru, Serbia, Slovakia, Thailand, dan Vietnam). Ditunjuk sebagai tim untuk kota megapolitan Surabaya, berlatih dan belajar bersama di Tydif Studio mengenai seni budaya Jawa Timur-Madura. Tentu banyak up and down dalam program sebagai tuan rumah dari beasiswa ini. Namun, ada banyak cerita seru dan menantang karena tim Surabaya mendapatkan kurikulum yang padat dalam proses pembelajarannya.
Ada 2 buah kesenian yang dipelajari yaitu seni musik dan seni tari. Seni musik dilatih oleh Meonk grup dari Madura dengan instrumen alat musik bernama Ul Daul. Sementara seni tari yang dilatih oleh Tydif Studio berjudul Sape Kerab dan Arek Kenjeran. Semua karya ditampilkan untuk final performance Indonesian Channel. Semangat berlatih tari tidak hanya disitu, bersama dengan beberapa partisipan lain mengambil extra class untuk tari Remo. Selanjutnya mengenai bidang kebudayaan lebih banyak pada historikal kota, sedikit belajar Bahasa Indonesia, membatik, direct-social implementation mengajar anak TK Angkasa dan mengenai living in cities as Indonesian generally.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar