2014 - Baliya Tiakh Alqadri

Baliya Tiakh Alqadri adalah alumni IACS tahun 2014. Lulus S1 Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Pontianak pada tahun 2013. Walaupun memiliki latar belakang Manajemen SDM, Baliya aktif di berbagai kegiatan yang berkaitan dengan seni budaya.


Di daerah asalnya Kabupaten Sanggau, Baliya merupakan amggota aktif di sebuah sanggar seni musik dan tari tradisional Sanggar Segentar Alam yang diikutinya sejak tahun 2002 silam, kemudian pada tahun 2010 hingga 2013 Baliya juga menjadi anggota aktif di Sanggar Bougenville Pontianak yang sebelumnya pernah bergabung di beberapa sanggar seni seperti Sanggar Borneo Tarigas dan Sanggar Bengkawan. 


Pada bulan April 2013, Baliya mengikuti seleksi Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) tingkat provinsi di Pontianak Kalbar untuk program Kapal Pemuda Asia Tenggara dan Jepang atau yang dikenal dengan SSEAYP (The Ship for Southeast Asia Youth Program) yang kemudian dipilih dan dipercaya menjadi utusan Kalimantan Barat. Program SSEAYP tersebut menjadi salah satu gerbang dirinya dalam memperluas jaringan internasional, memperdalam pengetahuan dan softskill, serta memberikan kesempatan pada dirinya untuk mempresentasikan kembali kekayaan seni dan budaya Indonesia khususnya Kalimantan Barat di hadapan negara-negara ASEAN dan Jepang. Perjalanan program SSEAYP tersebut dimulai dari Jepang, Vietnam, Thailand, Singapura, dan Filipina.


Di awal tahun 2014, Baliya mendapatkan sebuah informasi dari salah satu teman kontingennya (program SSEAYP) tentang IACS (Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia), bahkan dari sebelumnya Baliya juga sudah mendapatkan informasi yang sama namun belum secara detail, kebetulan yang tidak disangka adalah kedua teman tersebut merupakan alumni IACS 2012. Setelah mempersiapkan semua berkas untuk kebutuhan persyaratan dan mendaftar program IACS 2014, Baliya kembali dipilih dan dipercaya oleh Bidang Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia sebagai salah satu dari lima perwakilan Indonesia.


Sanggar Tydif Studio Surabaya adalah tempat dimana Baliya dan 11 peserta asing lainnya belajar tari Jawa Timuran, membatik, bahasa, dan adat istiadat setempat. Sanggar Musik Meong Pamekasan-Madura juga menjadi sanggar Baliya dan timnya belajar musik perkusi gamelan Madura. 11 peserta asing lainnya berasal dari Belanda, Suriname, Thailand, Kaledonia Baru, Tunisia, Kiribati, India, Bulgaria, Serbia, China, dan Laos. Saat ini Baliya sedang menjalani program Magang Nasional (National Internship) di Institut Francais Indonesia - Lembaga Indonesia Prancis (IFI-LIP) Yogyakarta.





5 komentar:

  1. Kak boleh sy tau bagaimana cara pendaftarannya?

    BalasHapus
  2. kak, boleh tau cara pendaftarannya dan info jelasnya ? terima kasih .

    BalasHapus
  3. kak, boleh tau cara pendaftarannya dan info jelasnya ? terima kasih .

    BalasHapus
  4. kak, saya interest dengan program ini. cara daftarnya gimana kak? terima kasih

    BalasHapus
  5. Assalamualaikum..
    Maaf mengganggu kak.
    Kak saya udah mncoba mengisi data di formulir (application form) mengikuti INDONESIAN ARTS AND CULTURE SCHOLARSHIP REGULER PROGRAM, tp saya masih bingung pada formulir persyaratan nomor 6..yaitu mengisi nomor paspor....ini number paspor apa ya kak..?
    Soalnya saya nggak ada paspor

    BalasHapus