“Budaya adalah cikal-bakal sebuah bangsa. Seni adalah cara
saya melestarikannya”
Demikian pemuda
yang akrab disapa Ogam ini mendeskripsikan kecintaannya terhadap budaya. Bercita-cita untuk mempromosikan budaya daerah asalnya,
Ogam mulai aktif dalam kegiatan kesenian daerah sejak duduk di bangku sekolah
menengah pertama. Dari event-event yang
ada di daerah sampai dengan penampilan di negara sahabat menjadi langkahnya
untuk meneruskan cita-cita. Meskipun berada jauh dari daerahnya, sembari
menjalankan studinya di perguruan tinggi, Ogam bersama teman-teman mahasiswa
Kalimantan di Yogyakarta tetap aktif mempromosikan kegiatan seni dan budaya.
Kesempatan semakin terbuka
ketika Ogam bersama team tarinya mendapatkan undangan untuk tampil di Bali Democracy Forum IV tahun 2011. Dari
situ, pemuda yang berasal dari Sanggau – Kalimantan Barat ini ditawarkan untuk
mendaftarkan diri ke program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI).
Beberapa bulan sebelumnya, Ogam pernah mendapatkan
tawaran serupa ketika menjadi peserta
magang di Direktorat Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri Republik
Indonesia. Hanya saja, dikarenakan persoalan persyaratan administrasi, Ogam
menunda niatnya untuk mendaftarkan diri.
Rejeki tidak kemana, di tahun berikutnya sarjana Ilmu
Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
ini menjadi salah satu peserta BSBI 2012 bersama 59 peserta lain dari 37
negara. Berkesempatan mempelajari seni dan budaya Jawa di Sanggar Soerya
Soemirat Solo – Surakarta, Ogam merasakan kecintaannya terhadap seni dan budaya
Indonesia semakin bertambah. Baginya, BSBI menuntut pemuda Indonesia untuk
sadar akan keberagaman Indonesia dan tidak terkungkung dalam arogansi semangat
kedaerahan. Di sinilah BSBI mengajak partisipasi peserta Indonesia, yang
notabene juga berasal dari berbagai daerah, bisa saling berbagi serta saling
bertukar pengalaman, memperkenalkan budaya daerah asal dan memperkaya wawasan
budaya nusantara.
Selesai dari program, Ogam
kembali ke Yogyakarta dan menempuh studi S2 di Universitas Gajah Mada. Menjadi
Alumni BSBI tidak menghentikan keterlibatannya dalam BSBI. Ogam mendapatkan
kepercayaan dari Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta, bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri, sebagai
pelatih tari sekaligus koordinator penampilan Indonesian Channel bagi peserta BSBI Kekhususan. Seni dan Budaya
Dayak – Kalimantan berhasil dibawakan oleh para perserta BSBI Kekhususan dan
telah menjadi bagian dalam program sejak tahun 2013. Ogam berharap cita-citanya
untuk terus melestarikan seni dan budaya Indonesia bisa terus berlanjut.
Demikian pula harapannya kepada pemuda-pemudi di luar sana, bahkan yang berada
di pelosok daerah, untuk tetap menunjukan kecintaan dan kepeduliannya terhadap
budaya bangsa. Entah melalui BSBI
atau yang lain, tidak ada salahnya untuk mencoba.
“Suatu kebanggaan bagi saya bisa menyanding nama Indonesia dalam Diplomasi Budaya” – Aprima Rolis Yandi Ogam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar