I Kadek Andre Nuaba biasa disapa Kadek merupakan
alumni Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) 2015. Lahir 21 tahun yang lalu
membuatnya menjadi peserta termuda di BSBI 2015, karena usia minimal untuk
mengikuti beasiswa ini adalah 21 tahun. Sebelum mengikuti beasiswa BSBI 2015,
Kadek sudah mulai mengikuti kegiatan yang berbasis seni dan budaya sejak tahun
2013 diawali dengan terpilih untuk mengikuti ADF 2013 Brunei Darussalam,
Indonesia – Thailand Friendship and Cultural Exchange Program (ITFCP) 2014 dan
terakhir TANNASDA 2014 di Thailand Pada
dasarnya, mahasiswa semester akhir ini gemar mengikuti berbagai bidang
kompetisi mulai dari desain grafis, essay,
karya tulis sampai social project,
karena ia memiliki prinsip; tidak cukup hanya menjadi cerdas, tapi jadilah cerdas
disertai dengan pengalaman.
Secara
akademik, Kadek memiliki background pendidikan
yang sangat berbeda dengan passion yang
sedang dijalani saat ini, yakni Engineering
dan sempat tidak mendapat persetujuan dari beberapa dosen untuk aktif dalam
kegiatan luar kampus karena sedang menyelesaikan tugas akhir. Namun, mengingat
hobi dan kenyamanan dalam berkarya membuatnya berusaha untuk menyeimbangkan
antara edukasi dan hobi.
Informasi
mengenai BSBI 2015 didapatkan dari media sosial Facebook yang di upload oleh salah satu temannya yang dulunya
sempat bertemu di forum interfaith di Bali, kemudian sempat tidak berharap
untuk dipilih karena hampir 3 bulan setelah mengirim berkas namun belum ada
konfirmasi dari panitia ditambah lagi melihat temannya Irfani (alumni BSBI
2015) sudah dinyatakan lolos pada bulan Desember 2014 membuatnya lebih tidak
berharap. Namun, kesempatan berkata lain, awal Januari setelah melakukan interview ia dinyatakan dipilih juga.
Mengikuti
BSBI selama 3,5 bulan di Sanggar Soeryo Soemirat bersama 11 peserta asing dari
Hungaria, Vietnam, Kaledonia Baru, Croatia, Belanda, Kamboja, Fiji, Kiribati,
Myanmar, Azarbaijan dan Brunei Darussalam ia dan peserta lainnya diajarkan
mengenai seni dan budaya yang meliputi; wayang kulit, bahasa jawa, tari
tradisional, karawitan dan batik. BSBI menjadi keluarga kedua baginya, dimana
ia dilatih bagaimana menghargai perbedaan sekaligus menjadi mediator untuk para
peserta asing, namun itulah membuatnya mengerti lebih bagaimana menghadapi masa
depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar