2014 - Nurlaily Fitri


Nurlaily Fitri adalah salah satu peserta BSBI 2014 yang berasal dari kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Fitri, begitu panggilan akrabnya, lahir di Pekanbaru pada 27 April 1991 dan merupakan alumni Ilmu Keperawatan Universitas Riau 2012.

Saat masih duduk di bangku perkuliahan, Fitri aktif di lembaga pers mahasiswa. Kegemarannya dalam menulis membuatnya ingin mengasah bakat tersebut meski hal ini tidak sejalan dengan pendidikan keperawatan yang ia tempuh. Selain itu, ia juga aktif di sanggar seni Gasing Kelana dalam mempelajari dan melestarikan tarian melayu. Dengan keinginan dan tekad belajar yang tinggi, kesibukan perkuliahanpun tidak mengganggu jadwal latihannya.

Pada tahun 2013, berbekal keberanian dan tekad yang kuat, Fitri berhasil lolos seleksi untuk program Jenesys 2.0 menjadi delegasi Indonesia perwakilan Riau. Berkesempatan menjadi duta bangsa di Jepang membuat jiwa nasionalismenya semakin terpatri.

Setahun setelahnya, semifinalis dara Pekanbaru 2012 ini kembali mendapat kesempatan besar untuk menjadi salah satu dari 5 anak muda Indonesia yang beruntung sebagai penerima Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) yang ditaja oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Awalnya, Fitri merasa pesimis untuk dapat lolos dan menjadi peserta BSBI karena kemampuannya yang masih dirasa belum maksimal. Namun berkat keyakinan dan kegigihannya, Fitri memutuskan untuk apply BSBI 2014. "Bagiku, kewajibanku hanyalah berusaha dan berdoa, keputusan adalah hak Sang Pencipta," itulah kata-kata yang menjadi penyemangatnya kala itu.

Selama program BSBI 2014, Fitri ditempatkan di Sanggar Seni Rumata Makassar, Sulawesi Selatan. Disana, bersama 11 teman asing lainnya, ia belajar seni tari dan musik Sulawesi yang begitu memukau. Serta mengunjungi tempat wisata alam dan bersejarah. Sebagai satu-satunya partisipan Indonesia dalam grup tersebut membuatnya harus menjadi representasi yang baik untuk memgharumkan Indonesia di mata dunia. Mewarisi budaya luhur dan keramahtamahan khas masyarakat Indonesia membuatnya akrab berbaur bersama partisipan lainnya yang berasal dari Fiji, Kiribati, Jepang, Vietnam, Filipina, Kroasia, Polandia, Papua Nugini, Vanuatu, dan Australia.

Setelah menyelesaikan program BSBI 2014, ia kembali ke kampung halamannya dan bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit pemerintah Provinsi Riau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar